Jumat, 25 November 2011

Optimis Atasi Kehamilan Berisiko

Kehamilan Anda berisiko? Tak perlu khawatir! Bersikaplah optimis agar terhindar dari masalah kesehatan.

Bagaimana seorang calon ibu memandang hidupnya, ternyata dapat mempengaruhi kesehatan dan kehamilannya. Demikian ungkap studi yang dilakukan oleh Asosiasi Psikolog Amerika baru-baru ini.

Optimisme vs berat badan lahir rendah

Psikolog Marci Lobel, Ph.D , melakukan studi terhadap 129 ibu hamil berusia 20 hingga 43 tahun. Para ibu hamil ini dinyatakan berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah dan melahirkan secara dini ( preterm birth ).

Para ibu hamil tersebut dinyatakan memiliki kehamilan berisiko karena punya riwayat kondisi kesehatan dengan penyakit kronis, seperti hipertensi dan diabetes. Selain itu, di antara mereka juga ada yang pernah memiliki masalah medis seperti keguguran atau komplikasi pada kehamilan sebelumnya, misalnya perdarahan dan gejala keracunan kehamilan ( pre-eklampsia ).

Penelitian dilakukan dengan wawancara. Para responden ditanyai dan diminta menjawab sejauh mana mereka setuju atau tidak setuju terhadap pernyataan-pertanyaan seperti, “Saya selalu melihat sisi positif dari sebuah kejadian,” atau “Saya selalu berharap yang terbaik,” atau “Saya selalu berharap semua terjadi sesuai keinginan saya.”

Setelah jawaban dikumpulkan, dihitung skornya dan diamati. Ternyata, ibu-ibu hamil dengan skor tertinggi, lebih kecil kemungkinannya melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah dan melahirkan secara dini.

Bersikap optimis dapat dipelajari

“Pada akhirnya terbukti bahwa ibu-ibu hamil yang paling rendah skornya, atau paling pesimis, akan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah,” jelas Dr. Lobel.

Meskipun ibu hamil yang kurang optimis juga dilaporkan lebih stres selama hamil, namun unsur stres bukanlah sumber masalah dalam hal ini. Sikap hidup ibu hamil dan perilaku kesehatannyalah yang menjadi faktor utama dalam mempengaruhi outcome persalinan mereka. “Semakin optimis si calon ibu, semakin besar kemungkinannya melahirkan anak-anak yang sehat dan terhindar dari risiko kehamilan dan persalinan,” lanjut Dr. Lobel.

Sementara itu, dalam penelitian lain ditemukan bahwa sikap optimis dapat dipelajari. Caranya, pikirlah positif dan miliki harapan yang positif pula. Kedua hal ini dapat mengatasi stres selama hamil secara efektif. Jadi para ibu hamil, belajarlah membangun harapan-harapan positif serta cara memecahkan masalah, karena hal ini menjadi sebuah intervensi (tindakan) mengatasi risiko kehamilan dan masalah-masalah persalinan.

Andi Maerzyda A. D. Th.

Kamis, 24 November 2011

mitos tentang seks dan kehamilan

Banyak mitos tentang seks dan kehamilan yang beredar luas di masyarakat, dan dianggap sebagai suatu kebenaran. Karena dianggap benar, maka perilaku seksual juga dipengaruhi dan mengikuti informasi yang salah sesuai dengan mitos itu. 
 
1. Harus sering. 
Salah satu mitos yang beredar luas di masyarakat ialah hubungan seksual harus sering dilakukan selama masa hamil, agar bayi di dalam rahim dapat bertumbuh subur dan sehat. Alasannya, dengan melakukan hubungan seksual maka bayi mendapat siraman sperma sehingga bertumbuh subur dan menjadi bayi yang normal dan sehat. Maka tidak sedikit pasangan suami istri yang berupaya agar sering melakukan hubungan seksual selama hamil dengan tujuan agar sang bayi normal dan sehat. Padahal anggapan tersebut tidak benar sama sekali. Tidak ada hubungan lagi antara sperma dengan bayi yang ada di dalam rahim. Tidak ada hubungan pula antara sperma dan pertumbuhan bayi. Artinya, kalau selama hamil melakukan hubungan seksual, maka sel spermatozoa  yang masuk tidak akan  berpengaruh terhadap kehamilan. Jadi subur dan sehatnya bayi di dalam rahim tidak dipengaruhi oleh ada tidaknya sperma yang masuk selama kehamilan. Yang benar adalah, kualitas sel spermatozoa yang berhasil membuahi sel telur berpengaruh terhadap kesehatan kehamilan yang terjadi. 
 
2. Posisi Kanan & Kiri. 
Mitos yang lain mengaitkan posisi hubungan seksual dengan jenis kelamin bayi yang akan dilahirkan. Konon kalau posisi pria ketika melakukan hubungan seksual dimulai dari kiri dan diakhiri di sebelah kanan, maka bayi laki-laki yang akan dilahirkan. Sebaliknya, bila hubungan seksual dimulai dari sisi kanan dan diakhiri di sisi kiri, maka bayi perempuan yang akan dilahirkan. Tentu saja informasi ini salah dan sangat tidak rasional, karena jenis kelamin bayi tidak ditentukan oleh posisi pria ketika berhubungan seksual. Jenis kelamin bayi ditentukan oleh jenis sel spermatozoa yang berhasil membuahi sel telur. Kalau spermatozoa dengan kandungan kromosom X yang membuahi sel telur, maka akan terbentuk bayi perempuan. Kalau spermatozoa dengan kromosom Y yang membuahi sel telur, akan terbentuk bayi laki-laki. Tetapi ternyata tidak sedikit orang yang mempercayai mitos itu dan melakukannya. 
 
3. Boleh-Tidaknya Berhubungan. 
Anggapan lain yang juga salah tetapi beredar luas di masyarakat ialah bahwa hubungan seksual tidak boleh dilakukan agar tidak mengganggu perkembangan bayi. Anggapan ini tidak benar, karena tidak ada alasan bahwa hubungan seksual pasti mengganggu perkembangan bayi.
 
Sebaliknya ada anggapan lain yang menyatakan bahwa hubungan seksual tidak menimbulkan akibat apa pun terhadap kehamilan, sehingga boleh saja dilakukan seperti sebelumnya. Anggapan ini juga tidak selalu benar, tergantung kondisi kehamilannya. 
 
Panduan Hubungan Intim di Masa Hamil
 
Berkaitan dengan banyaknya mitos tentang seks dan kehamilan yang beredar di masyarakat. Bagaimana panduan yang tepat untuk berhubungan intim selagi isteri hamil?
 
Tak jarang suami dan isteri tidak sependapat mengenai hubungan seksual selama hamil. Ketidaksamaan pendapat ini dapat menjadi penyebab timbulnya ketegangan dalam hubungan suami isteri, bahkan dapat menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan seksual mereka. 
 
Sering pula terdengar berita seorang pria melakukan hubungan seksual dengan orang lain ketika sang isteri sedang hamil. Mendengar berita itu, banyak orang tidak menunjukkan keheranan, seolah-olah penyelewengan seksual ketika isteri hamil adalah biasa. Padahal seharusnya peristiwa itu bukan hal biasa. 
 
Dorongan Seksual
 
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh kehamilan terhadap aktivitas seksual suami isteri. Ternyata kehamilan memang mempengaruhi aktivitas seksual. 
 
Bagi sebagian wanita, kehamilan justru meningkatkan dorongan seksual, tetapi bagi sebagian lain tidak berpengaruh. Sementara bagi wanita yang lain kehamilan justru menekan atau menurunkan dorongan seksual.
 
Mengapa terjadi perbedaan pengaruh kehamilan terhadap dorongan seksual wanita? Perbedaan ini ditentukan oleh sejauh mana perubahan fisik dan psikis yang terjadi selama kehamilan berpengaruh terhadap kesehatan dan fungsi seksual wanita tersebut. Selain itu juga dipengaruhi sikap dan perilaku seksual suaminya. 
 
Maka terdapat perbedaan dalam perilaku seksual pada saat setiap wanita hamil dan pasangannya. Sebagian pasangan tidak melakukan hubungan seksual pada usia kehamilan yang cukup lanjut karena gangguan yang timbul akibat perut yang menonjol, di samping khawatir terhadap bayi di dalam rahimnya. 
 
Hambatan lain dapat muncul dari pihak pria yang mengalami hambatan psikis karena bentuk tubuh pasangannya berubah. Tetapi sebagian lain melakukannya dengan posisi tertentu atau melakukan aktivitas seksual lain selain hubungan seksual.
 
Tergantung Bulan 
 
Selama tiga bulan pertama kehamilan, terdapat variasi keluhan dan perilaku seksual di kalangan wanita hamil. Wanita yang mengalami keluhan mual dan muntah hebat, merasakan dorongan seksualnya menurun, yang mengakibatkan berkurangnya frekuensi semua aktivitas seksual. Keadaan ini mudah dipahami karena mual dan muntah yang terjadi selama hamil muda cukup menimbulkan gangguan bagi kesehatan tubuh secara umum.
 
Tetapi sebagian wanita yang tidak diganggu oleh muntah atau keluhan-keluhan lain, justru mengalami peningkatan dorongan seksual. Ekspresinya tentu pada frekuensi hubungan seksual yang semakin sering, jika pasangannya bersedia untuk itu. Tetapi kalau pasangannya tidak bergairah karena tidak tertarik kepada isterinya yang mengalami perubahan fisik, tentu frekuensi hubungan seksual menjadi semakin jarang. 
 
Selama tiga bulan kedua kehamilan, 80% wanita hamil merasakan peningkatan dorongan seksual dan reaksi seksualnya. Ternyata banyak pria yang gemar melakukan hubungan seksual ketika pasangannya hamil dalam tiga bulan kedua. 
 
Kegemaran ini boleh jadi disebabkan oleh meningkatnya dorongan seksual dan reaksi seksual isteri. Sebab lain barangkali karena temperatur vagina menjadi lebih hangat pada masa hamil sehingga memberikan rangsangan seksual lebih erotik.
 
Sebaliknya selama tiga bulan terakhir masa kehamilan, kelelahan terasa meningkat, sehingga dorongan seksual dan reaksi seksual menurun. Akibatnya frekuensi hubungan seksual menjadi sangat berkurang. 
 
Di pihak pria, ada alasan juga mengapa enggan melakukan hubungan seksual pada masa tiga bulan terakhir kehamilan pasangannya. Alasan demi kesehatan isteri dan bayi di dalam rahim, merupakan alasan yang banyak dikemukakan. 
 
Sementara pihak wanita sendiri menduga bahwa bentuk fisiknya dalam keadaan hamil besar, tidak lagi mempunyai pesona seksual bagi pria. Maka tidak aneh kalau sang suami tidak tertarik melakukan hubungan seksual pada masa itu. 
 
Boleh atau Tidak? 
 
Kalau kehamilan berpengaruh terhadap hubungan seksual, sebaliknya hubungan seksual juga berpengaruh terhadap kehamilan. Tetapi yang pasti tidak membuat bayi di dalam rahim menjadi lebih subur. Pengaruh hubungan seksual terhadap kehamilan harus dilihat berdasarkan perubahan anatomik dan fisiologik yang terjadi pada wanita selama mengalami siklus reaksi seksual.
 
Sebuah aktivitas seksual yang sempurna berlangsung melalui 4 fase reaksi seksual, yaitu fase rangsangan, fase datar, fase orgasme, dan fase resolusi. Alat kelamin dan bagian-bagian tubuh lain akan mengalami perubahan anatomik dan fisiologik selama fase-fase ini, baik pada pria maupun wanita. 
 
Pada wanita tidak hanya alat kelamin bagian luar saja yang mengalami perubahan, tetapi juga alat kelamin bagian dalam, khususnya rahim. Perubahan yang terjadi pada rahim bahkan telah tampak sejak bagian awal fase rangsangan. 
 
Berarti kalau wanita mengalami rangsangan seksual yang cukup kuat, rahimnya juga mengalami reaksi. Apa yang terjadi pada rahim? Ternyata rahim mengalami gerakan-gerakan yang cepat dan tidak teratur. Bahkan pada bagian akhir fase rangsangan, rahim tertarik ke atas. Gerakan-gerakan ini menjadi semakin hebat pada fase datar, dan mencapai puncaknya bila wanita mencapai orgasme.
 
Gerakan-gerakan rahim yang seolah mencengkeram, terutama ketika wanita mencapai orgasme, ini harus mendapat perhatian dalam hubungannya dengan kehamilan. 
 
Pernah Keguguran
 
Wanita yang berulang kali mengalami keguguran sebelumnya, sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual sampai mencapai orgasme. Bahkan aktivitas seksual lain yang dapat menimbulkan orgasme, misalnya masturbasi, juga perlu dihindari. 
 
Dan perlu dicatat, orgasme yang terjadi karena aktivitas seksual lain selain hubungan seksual, misalnya masturbasi, dapat menimbulkan gerakan rahim yang justru lebih hebat. 
 
Maka wanita yang mengalami keguguran berulangkali sebelumnya, sebaiknya tidak melakukan semua aktivitas seksual yang sampai menimbulkan orgasme selama kehamilan, terutama selama 3-4 bulan pertama. Bagi wanita yang tidak pernah mengalami keguguran berulangkali, tentu saja peraturan ini tidak berlaku. 
 
Gerakan-gerakan rahim yang dapat menggagalkan kehamilan itu, tentu harus diperhitungkan juga oleh wanita yang lama tidak mengalami kehamilan, padahal menurut pemeriksaan tidak nyata ada kelainan, baik pada dirinya maupun pada suaminya. Mungkin saja gerakan rahim pada saat orgasme itu telah menggagalkan tertanamnya hasil pembuahan sel telur oleh sel spermatozoa yang terjadi.
 
Selain itu adanya kandungan prostaglandin jenis tertentu di dalam sperma diduga dapat menimbulkan kekejangan otot rahim sehingga menyebabkan keguguran. 
 
Saling pengertian
 
Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa hubungan seksual tidak harus dihentikan selama masa hamil. Masalahnya, hubungan seksual menyangkut kepentingan dua orang dalam satu pasangan.
 
Tetapi keinginan melakukan hubungan seksual seharusnya lebih disesuaikan dengan keadaan wanita yang sedang mengalami kehamilan. Dalam keadaan tertentu, yaitu bila wanita pernah mengalami keguguran sebelumnya, apalagi sampai beberapa kali, hubungan seksual yang sampai mencapai orgasme pada wanita sebaiknya dihindari. 
 
Pada keadaan tertentu, hubungan seksual selama hamil tidak boleh dilakukan, yaitu bila lapisan ketuban telah pecah, bila terdapat perdarahan, dan bila timbul rasa sakit selama melakukannya. Di luar keadaan-keadaan itu tidak ada masalah yang perlu dirisaukan. 
 
Hal penting yang harus selalu diingat ialah bahwa hubungan seksual dilakukan untuk kepentingan bersama. Maka diperlukan saling pengertian atas dasar saling mengasihi. 
 
Dengan memahami pengaruh kehamilan terhadap perilaku seksual, dan sebaliknya pengaruh hubungan seksual terhadap kehamilan, diharapkan tidak terjadi masalah antara suami isteri yang berpangkal pada hubungan seksual selama kehamilan.
 
Dengan saling pengertian yang mendalam diharapkan dapat dihindari penyelewengan seksual yang dilakukan para suami ketika isterinya hamil. @ Prof. DR. Dr. Wimpie Pangkahila. Dokter Ahli Andrologi dan Seksologi/SENIOR
 
Sumber: Kompas

Rabu, 23 November 2011

Hamil Lebih Sehat Dalam Sehari

Nggak ada yang namanya terlambat untuk mengoptimalkan kesehatan kehamilan. Dan yang pasti, Anda bisa mulai pada hari ini juga!

Siapa sih yang tidak ingin kehamilan yang lebih sehat, nikmat dan bahagia? Apalagi, kalau caranya mudah. Anda bahkan bisa mulai saat ini secara bertahap dan sesuai kondisi kehamilan Anda.

Pukul 06.00: Segarnya mandi pagi

Awali hari dengan mandi pakai air hangat (29-34 ° C). Sebelum mengakhiri acara mandi Anda, siram tubuh dengan air dingin selama 20 detik. Sepele memang, tapi “kejutan” seperti ini akan memperlancar sirkulasi darah dan proses pembuangan racun yang tertimbun dalam tubuh.

Usai mandi, keringkan tubuh Anda dengan handuk yang lembut. Inipun ada aturannya, lho! Lakukan dengan gerakan memutar perlahan. Ditanggung kulit pun jadi segar dan lembut. Hanya saja, hindari daerah perut sebab di sini sedang terjadi peregangan kulit. Salah-salah nanti malah timbul stretchmark (guratan-guratan pada kulit).

Pukul 07.00: Cermat berbusana

Wanita hamil, apalagi yang perutnya sudah semakin besar, butuh pakaian khusus. Makanya, pilih baju yang longgar dan mudah dipakai (tanpa ristleting belakang). Juga, ukuran payudara bertambah besar sehingga Anda butuh BH ( breast holder ) yang lebih besar dan lebih mampu menyangga payudara. Selain itu, sepatu atau alas kaki sebaiknya diganti dengan yang bertumit rendah untuk memperkecil risiko tergelincir atau terjatuh.

Pukul 08.00: Sarapan bergizi

Sarapanlah dengan porsi dan kandungan gizi yang cukup. Bila Anda tidak terbiasa, belum terlambat untuk memulainya. Selain memberi energi, sarapan akan membuat Anda lebih berkonsentrasi dan “efektif” alias terencana dengan baik. Anda pun jadi makin mantap dalam menjalani aktivitas sepanjang hari. Sarapan yang bagaimana sih?

Pilih makanan dan minuman yang tidak banyak mengandung gula dan lemak. Misalnya, roti isi berlapis ( sandwich ) dengan segelas jus buah atau semangkuk potongan buah segar yang diberi saus berbahan dasar yogurt. Susu dan produk olahannya, termasuk yogurt, merupakan sumber vitamin D yang baik untuk pertumbuhan dan kesehatan tulang.

Pukul 09.00: Perhatikan konsumsi cairan

Selama hamil, penuhi kebutuhan tubuh akan cairan, yaitu dengan minum kira-kira 2 liter air dalam sehari. Hal ini akan membantu kelancaran proses pembuangan racun dari dalam tubuh, serta mencegah atau memperkecil risiko timbulnya gangguan yang biasa dialami ibu hamil, seperti sembelit (sulit buang air besar) dan radang kandung kemih. Bila perlu, beli botol atau gelas besar yang bisa menampung air sebanyak 2 liter. Dengan begitu, Anda akan lebih mudah memantau jumlah air yang diminum setiap harinya.

Pukul 10.00: Jaga sikap tubuh

Sebaiknya, Anda selalu mengontrol sikap tubuh. Bahkan, segera perbaiki begitu Anda merasa tubuh Anda agak condong ke depan, atau sebaliknya, ke belakang. Kenapa? Kalau tulang belakang terbebani, mau tidak mau sakit punggung akan mendera. Juga, ketika duduk, jaga agar punggung selalu tegak. Lalu, atur alat tulis dan perlengkapan kantor Anda sedemikian rupa agar mudah diraih. Otot yang terlalu lelah atau peregangan otot yang mendadak, misalnya akibat Anda meraih telepon, dapat menimbulkan keluhan berupa kejang otot atau kram.

Pukul 11. 00: Jeli memilih cemilan

Anda merasa amat lapar, padahal waktu makan siang belum juga tiba? Jangan menyiksa diri, dong. Cari saja cemilan untuk “mengganjal” perut. Ada tapinya nih. Pilihlah cemilan yang kandungan gizinya baik untuk kesehatan. Misalnya, pisang yang kaya mineral potasium atau kalium dapat “mendongkrak” tingkat energi Anda. Atau, aneka olahan biji-bijian dan kacang-kacangan yang merupakan sumber protein dan kalsium penting untuk pertumbuhan tulang bayi, serta mengandung magnesium yang penting untuk pertumbuhan jaringan baru, memperkecil risiko terjadinya pre-eklampsia (komplikasi kehamilan dengan gejala pembengkakan pada beberapa bagian tubuh yang disertai peningkatan tiba-tiba tekanan darah dan tingginya kadar protein dalam urin) dan berat bayi lahir rendah.

Ada catatan nih. Hindari pengonsumsian kacang tanah, terutama bila Anda atau keluarga Anda punya riwayat kesehatan alergi atau asma.

Pukul 12.00: Menenangkan pikiran

Sambil menanti waktu makan siang, tidak ada salahnya bila Anda melakukan relaksasi selama beberapa menit. Caranya? Duduklah bersandar, lalu bayangkan pemandangan indah atau gambaran kehidupan yang bahagia bersama si kecil kelak. Kalau perlu, pejamkan mata. Dengan berkurangnya beban pikiran, maka makan siang akan terasa lebih nikmat lagi.

Pukul 13.00: Makan sesuai kebutuhan

Ya, makanlah untuk berdua dengan benar. Selama hamil, Anda butuh ekstra kalori, agar tetap bugar dan sehat. Untuk mencapai tujuan tersebut, Anda tidak perlu makan dalam jumlah besar melainkan pilihlah makanan bermutu tinggi dengan jumlah kalori yang cukup. Tidak berlebihan, tidak pula kekurangan. Nah, tanpa mengabaikan zat-zat gizi yang lain, beri pula perhatian khusus pada upaya memenuhi kebutuhan tubuh akan protein, vitamin, mineral, cairan, serta serat. Kenapa sih? Protein dibantu vitamin dan mineral besar manfaatnya untuk tumbuh kembang sel-sel, sedangkan cairan dan serat dibutuhkan untuk mencegah sembelit dan gangguan kehamilan lainnya. Dari mana Anda bisa memperolehnya? Nggak susah. Di antaranya dari hidangan olahan ikan laut dan selada sayuran atau buah segar yang kaya warna.

Masih ada waktu sebelum bekerja lagi? Manfaatkan waktu luang ini untuk jalan kaki berkeliling selama setengah jam. Bila mungkin, duduklah bersandar dengan kedua kaki diangkat (posisi kaki lebih tinggi dari panggul). Posisi seperti ini dapat mengurangi kemungkinan Anda mengalami varises (pembesaran pembuluh darah di kaki) dan pembengkakan di kaki.

Pukul 15.00: Saatnya minum teh

Pada saat ini, tingkat energi Anda biasanya sudah amat merosot. Akibatnya, Anda cenderung mengantuk atau lesu. Nah, salah satu cara untuk mengembalikan gairah Anda adalah dengan menikmati secangkir teh herbal, misalnya teh ginseng, serta makanan ringan yang kaya serat (misalnya pisang rebus, atau wafel/panekuk yang dibuat dari gandum utuh). Jenis makanan ini membuat Anda lebih lama kenyang.

Sebaiknya, hindari kue-kue manis atau cokelat, sebab gula cepat diubah menjadi glukosa dan diserap langsung ke dalam darah. Peningkatan kadar gula dalam darah yang cepat ini menyebabkan pelepasan hormon insulin yang cepat pula. Akibatnya, kadar gula darah merosot dengan cepat. Anda jadi lesu dan ingin lebih banyak lagi makan yang manis-manis.

Pukul 17.00: Berolah tubuh, yuk!

Asal dilakukan secara rutin, olah tubuh banyak memberi manfaat bagi ibu hamil, seperti meningkatkan stamina, menjaga kelenturan dan kekuatan tubuh dalam beradaptasi dengan perubahan fisik selama hamil. Olah tubuh yang disarankan adalah jalan kaki, berenang, dan senam. Sebaiknya Anda berkonsultasi dulu dengan dokter Anda agar bisa ditentukan porsi dan frekuensi latihan yang paling tepat untuk Anda

Pukul 18.00: Saatnya memanjakan diri

Luangkan waktu untuk memanjakan diri sendiri. Pada saat ini, lakukan apa saja yang dapat membuat Anda senang. Misalnya, perawatan kuku kaki/tangan di salon, perawatan tubuh di rumah, membaca buku seputar kehamilan, atau mendengar musik. Kegiatan seperti ini dapat mengurangi stres.

Pukul 19.30: Makan malam dengan porsi “ringan”

Setelah mandi dengan air hangat, sempatkan untuk makan malam. Porsinya boleh lebih sedikit dari sarapan atau makan siang. Yang penting, jaga jaraknya hingga paling sedikit 2 jam sebelum tidur. Jadi, tubuh Anda punya cukup waktu untuk mencerna makanan dengan baik. Ini perlu jadi perhatian bila perut Anda semakin besar! Karena, risiko timbulnya rasa panas di dalam dada dan perut akan lebih besar. Ya, makanan yang sudah berada dalam lambung akan terdesak ke arah kerongkongan akibat rahim yang semakin besar.

Pukul 20.00: Nikmati kebersamaan dengan suami

Sesekali, tidak ada salahnya bila Anda minta tolong pada suami tercinta untuk memijat Anda dengan lembut, tapi “mantap”. Menurut Wendy Kavanagh , Direktur dari The London School of Massage, pijatan dapat merangsang keluarnya hormon endorfin yang dapat membuat otot-otot yang kejang jadi rileks, mengurangi rasa nyeri, serta mengatasi gangguan sulit tidur dan meningginya tekanan darah.

Namun, selama trimester pertama, sebaiknya Anda tidak melakukan pijatan di seluruh badan. Juga, hindari selalu pijatan di bagian perut, punggung bagian bawah, dan paha bagian dalam. Apa pasal? Pijatan pada daerah tersebut berbahaya bagi janin karena diduga dapat merangsang terjadinya kontraksi rahim. Nah, untuk amannya, sebelum melakukan pijatan apapun, sebaiknya Anda berkonsultasi dulu dengan dokter kandungan Anda.

Pukul 21.30: Latihan menjelang tidur

Beberapa gerakan senam hamil yang dikombinasikan dengan teknik relaksasi dan pernapasan akan memudahkan proses persalinan Anda kelak. Bagaimana tidak? Otot-otot Anda akan terjaga kelenturannya dan strukturnya juga jadi kuat. Jadi, cobalah untuk melakukan latihan ini menjelang tidur, semampu Anda. Kalau tubuh Anda bugar, pikiran Anda pun tenang.

Pukul 22.00: Selamat tidur....

Hal lain yang juga penting diperhatikan adalah menjaga keseimbangan antara aktivitas dan istirahat. Bila kurang istirahat, Anda akan mengalami tekanan fisik dan psikis. Cuma itu? Tentu tidak. Darah Anda juga akan mengandung lebih banyak zat yang menimbulkan depresi. Jadi, penuhilah dengan baik kebutuhan tubuh Anda yang satu ini. Bila tidur Anda pada malam hari cukup, maka Anda akan merasa lebih bugar dan siap dalam menghadapi rutinitas kehidupan saat bangun keesokan harinya.

Dewi Handajani

Tanda-tanda Lain Kehamilan

Kehamilan tidak melulu ditandai oleh terlambatnya haid atau makin “gendutnya” perut. Masih ada tanda-tanda lainnya, lho .

Memang tidak mudah mengetahui apakah Anda benar-benar hamil atau tidak. Selain dengan berbagai tes kehamilan, bisa dilengkapi kepastiannya dengan berbagai perubahan fisik berikut.


Bercak merah jambu

Umumnya terjadi sekitar 8-10 hari setelah ovulasi (keluarnya sel telur dari indung telur). Terjadi karena benih tertanam (implantasi) di lapisan uterus (rahim).

Tidak seperti haid, bercak ini biasanya sedikit. Datangnya pun lebih awal ketimbang jadwal haid Anda.

Payudara berubah

Payudara dan puting jadi lebih lembut sekitar tiga minggu setelah pembuahan terjadi (ketika haid terlambat sekitar seminggu).

Kadang-kadang payudara terasa membengkak, mirip yang Anda rasakan menjelang haid. Membesarnya payudara ini karena kelenjar-kelenjar air susu membesar dan “menabung” lemak sebagai persiapan menyusui.

Puting payudara dan daerah sekitarnya berwarna lebih gelap.

Kram perut

Sering juga terasa pada awal kehamilan, serta akan terus berlangsung sampai letak uterus mapan di tengah dan disangga dengan baik oleh tulang panggul (pada trimester ke-2).

Kontraksi rahim sering terjadi secara teratur, seiring dengan meningkatnya olahraga yang Anda lakukan selama hamil, orgasme yang terjadi ketika berhubungan intim, atau karena perubahan posisi dari tidur ke berdiri.

Sering buang air kecil

Begitu haid terlambat 1-2 minggu, biasanya ada dorongan untuk buang air kecil. Hal ini terjadi karena meningkatnya sirkulasi darah ketika hamil dan tekanan pada saluran kemih akibat membesarnya uterus.

Jangan batasi asupan cairan. Biarpun sering ke belakang, Anda harus tetap banyak minum agar tidak mengalami dehidrasi (kekurangan cairan tubuh).

Sembelit

Ekstra hormon yang terbentuk selama kehamilan akan menyebabkan usus lebih relaks bekerja, namun kurang efisien, sehingga dorongan untuk mengeluarkan sisa kotoran pun agak terhambat.

“Ngidam” atau “ngemil”

Sejak awal kehamilan, dorongan untuk ngemil atau makan makanan tertentu (ngidam) sering muncul pada orang tertentu.

Kebutuhan untuk ngemil mungkin saja muncul karena kebutuhan tubuh untuk makan sedikit demi sedikit namun sering.

Mual dan muntah

Tanda-tanda ini lazim disebut morning sickness. Padahal, kondisi yang dirasakan oleh sekitar 50% ibu hamil ini, bisa muncul kapan saja, bukan cuma di pagi hari.

Bisa terpicu hanya karena mencium bau makanan atau parfum tertentu (yang pada kondisi normal tidak membuat mual). Hal ini terjadi karena perubahan hormon dalam tubuh.

Biasanya, hanya berlangsung selama 3 bulan pertama kehamilan, dan berhenti begitu masuk bulan ke-4.

Meningkatnya suhu tubuh

Terjadi seminggu setelah pembuahan, ketika hasil pembuahan “bersemayam” di rahim.

Retno Wahab Supriyadi

13 Rahasia Hamil Bebas Stres

Kehamilan adalah masa yang indah yang seharusnya Anda nikmati sepenuh jiwa raga. Bila Anda happy saat hamil, si janin pun akan memperoleh pengaruh positifnya.

Bila berbagai perasaan negatif seperti cemas, takut dan rasa tak menentu mengganggu Anda dalam masa hamil, Anda perlu tahu bagaimana cara mengatasinya. Kemampuan Anda mengatasi stres saat hamil akan memberi dampak positif bagi bayi yang akan dilahirkan. Bila Anda termasuk calon ibu yang kurang bisa menikmati kehamilan Anda, cobalah kiat-kiat berikut ini.

1. Curhat dengan teman

Berbagi rasa dengan teman-teman dekat, khususnya yang sudah memiliki anak, bisa jadi salah satu cara yang cukup ampuh dalam menghalau rasa tidak nyaman. Bisa juga Anda sharing atau curhat dengan anggota keluarga dan kerabat dekat. Semua saran dan nasihat bisa jadi tambahan “perbekalan” ilmu yang pasti bermanfaat bagi Anda. Walau begitu, orang yang paling tepat dan paling banyak dapat membantu meringankan beban perasaan Anda sebenarnya adalah pasangan Anda!

2. Tutup kuping pada cerita seram

Hindari orang-orang yang punya pengalaman melahirkan yang “mengerikan”, seperti pedihnya sayatan episiotomi (perobekan bagian antara lubang vagina dan anus-red.) atau luka sayatan operasi caesar. Terus terang , kaum wanita biasanya senang bercerita tentang itu. Jadi, bila lawan bicara Anda melakukan hal tersebut, segera cut si pencerita dengan sopan. Cerita-cerita seperti itu hanya akan menambah rasa takut, khawatir, dan cemas Anda. Bahkan, bukan tidak mungkin Anda malah jadi stres berkepanjangan selama hamil.

3. Libatkan pasangan

Jangan segan mengajak serta pasangan untuk terlibat langsung dalam berbagai persiapan menyambut kedatangan si kecil. Misalnya, mengantarkan Anda ke dokter kandungan untuk pemeriksaan rutin. Dengan cara ini, kedekatan emosi antara Anda pasangan, dan juga si kecil bisa terjalin. Kekompakan Anda dan pasangan sebagai suatu tim yang solid akan mempermudah proses persalinan Anda kelak.

4. Belajar dan berlatih teknik relaksasi

Menurut Alice D. Domar, Ph.D, Direktur Mind/Body Center for Women's Health di Beth Israel Deaconess Medical Center, Boston, Amerika Serikat, hormon stres yang dikeluarkan oleh tubuh ibu hamil yang tegang, cemas, dan khawatir berlebihan dapat masuk ke dalam plasenta. Akibatnya, bayi bisa ikut-ikutan merasakannya. Ketenangan hati dan pikiran selama masa kehamilan memang perlu, bahkan dapat membantu kelancaran proses persalinan nantinya.

Cobalah belajar dan berlatih teknik-teknik relaksasi. Salah satu caranya adalah, dengan menarik napas panjang secara perlahan-lahan dan dalam. Tahan sebentar, lalu hembuskan lagi. Jangan lupa, berusahalah untuk tetap rileks!

5. Rutin berolahraga

Melakukan olahraga secara rutin (sesuai dengan kondisi tubuh) dapat membantu mengurangi stres. Apalagi, ada nilai plusnya bila Anda rajin berolahraga. Tubuh jadi sehat dan bugar.

Bila sebelum hamil Anda sudah terbiasa berolahraga secara rutin, teruskan kebiasaan baik tersebut. Lakukan sesuai kondisi tubuh dan kehamilan Anda. Namun, kalau sebelumnya Anda jarang atau tidak biasa berolahraga, mulailah dengan porsi yang ringan dulu. Secara bertahap, barulah ditambah porsi dan juga frekuensi latihannya. Ada baiknya, Anda berkonsultasi dulu dengan dokter Anda, sehingga ditentukan jenis olahraga, porsi dan frekuensi latihan yang paling pas untuk Anda.

6. Pelajari “ilmu” perawatan bayi

Mulailah belajar dan memperkaya wawasan Anda seputar seluk-beluk perawatan bayi baru lahir. Informasi tersebut bisa dengan mudah diperoleh dari TV, radio, buku, majalah, internet, maupun VCD. Belilah sedikitnya 1 atau 2 buku tentang dasar-dasar perawatan bayi, yang menguraikan berbagai persiapan sebelum persalinan, perawatan bayi di rumah sakit, hingga perawatan selanjutnya di rumah.

7. Pahami hak cuti hamil dan melahirkan

Bagi ibu hamil yang bekerja, sisihkan waktu untuk mempelajari hak cuti hamil dan melahirkan yang berlaku di tempat kerja. Bila perlu, buatlah janji dengan Kepala Bagian Personalia untuk membicarakan hak Anda ini. Sebaiknya, persiapan ini dimulai sejak trimester ke-1 atau ke-2.

8. Siapkan budget

Sejak dinyatakan positif hamil, sebaiknya Anda mulai merencanakan dan mengatur keuangan untuk biaya persalinan serta berbagai keperluan lain dalam menyambut kedatangan si kecil. Bahkan, tak ada salahnya bila Anda dan pasangan menyiapkan dana ekstra untuk mengantisipasi kondisi dan pengeluaran tak terduga. Misalnya, semula Anda berencana untuk menjalani persalinan normal. Namun, karena sungsang, mungkin saja bayi Anda harus dilahirkan via operasi Caesar, yang tentu memerlukan biaya yang jauh lebih besar.

9. Pilih-pilih tempat bersalin

Sejak trimester ke-1, mulailah “belanja” informasi tentang rumah sakit bersalin. Misalnya, dari teman, kerabat, brosur, dan lain-lain. Dalam proses memilah-milih ini, selalu libatkan pasangan.

Sebaiknya, pilih tempat bersalin yang dapat memberikan fasilitas pelayanan sesuai keinginan dan harapan Anda berdua. Tentu saja, sesuai kocek Anda juga! Pertimbangkan pula untuk memilih tempat bersalin yang menyediakan fasilitas rooming in. Bukankah Anda sudah tak sabar untuk berdekatan dengan si buah hati?

Setelah menentukan pilihan, segera daftarkan diri. Jangan menunda-nunda hingga akhirnya terlalu dekat dengan hari-H. Bisa-bisa Anda tidak mendapat tempat yang paling oke!

10. Belilah berbagai keperluan bayi

Persiapan yang satu ini memang sangat mengasyikkan. Bahkan, akan membuat Anda berdua melupakan sejenak rasa khawatir maupun cemas. Jadi, nikmatilah saat-saat berbelanja berdua saja dengan pasangan.

Sebaiknya, buatlah daftar barang-barang keperluan pokok yang harus dibeli, seperti popok, baju, selimut, boks, baby tafel, serta stroller. Daftar ini akan membuat “acara” belanja Anda jadi efektif dan efisien. Sebab, Anda hanya membeli barang-barang yang benar-benar dibutuhkan. Kok begitu? Begitu masuk ke dalam toko perlengkapan bayi, seringkali Anda langsung “panik”, sebab ingin membeli semua barang yang ada. Akibatnya, pengeluaran jadi berlipat ganda.

11. Cari informasi tentang dokter anak

Setelah si kecil hadir, Anda berdua akan dihadapkan dengan sederet masalah baru yang menantang. Bukan hanya tetek bengek seputar perawatan bayi, tapi juga masalah seputar kesehatannya. Si kecil memang masih sangat rentan terhadap serangan berbagai jenis penyakit. Karena itu, mulailah cari informasi tentang dokter anak yang berpredikat “baik” dalam memberi fasilitas pelayanan. Ini termasuk juga “baik” dalam berkomunikasi dengan pasien ketika menjelaskan kesehatan bayi.

Dokter anak pilihan Anda ini nantinya akan memberikan paket imunisasi dan vaksinasi yang wajib diberikan pada si kecil agar terhindar dari serangan penyakit selama tahun-tahun pertamanya. Juga, dialah yang akan membantu Anda dalam menangani masalah kesehatan si kecil kelak. Jadi, jangan sampai salah pilih!

12. Isi lemari es sebelum hari-H

Selama hari-hari pertama dan juga bulan-bulan pertama bersama si kecil, besar kemungkinan Anda tidak punya waktu dan juga kesempatan untuk belanja keperluan sehari-hari dengan leluasa. Hari-hari Anda hanya akan dipenuhi dengan segala macam urusan perawatan si kecil. Jadi, lebih baik Anda sudah mengisi lemari es dengan persediaan makanan maupun minuman sejak jauh-jauh. Begitu ingin sesuatu, Anda tinggal buka lemari es. Praktis, bukan?

13. Siapkan koper Anda!

Memasuki trimester ke-3, Anda sudah bisa mulai menyiapkan tas atau koper untuk dibawa ke rumah sakit. Siapkan barang keperluan untuk bayi, Anda sendiri, dan jangan lupa pasangan! Sebab, pasangan akan terus menerus mendampingi Anda menjelang, selama, dan usai persalinan. Jadi, dia juga butuh perlengkapan untuk bermalam.

Dengan persiapan dan rencana yang sangat matang, sebenarnya tak ada alasan lagi bagi Anda untuk cemas, takut, maupun khawatir berlebihan. So, just enjoy your pregnancy!

Sri Lestariningsih

5 Momok Selama Hamil

Rasa khawatir memang begitu akrab dengan ibu hamil. Tapi, jangan sampai kekhawatiran itu berubah jadi paranoia.

Ketidaktahuan mengenai apa yang akan terjadi pada minggu-minggu mendatang selama kehamilan memang memicu rasa takut dalam diri Anda. Begitu takutnya, bisa jadi Anda tiba-tiba saja jadi super rajin menemani suami menonton tayangan langsung pertandingan sepakbola. Atau, mata Anda tak kunjung terpejam meski jam menunjukkan pukul 03.00 dini hari.
Berikut lima ketakutan yang paling sering dialami ibu selama hamil. Dengan mengenali simptomnya, solusinya pun jadi lebih mudah.

1. Takut menghadapi persalinan
Rasa takut yang satu ini ternyata menduduki peringkat teratas. Bukan
cuma ibu yang baru pertama kali melahirkan saja, tetapi juga mereka yang sudah berpengalaman.
Tak perlu lari dari kenyataan. Anda ‘kan bukan burung kasuari yang punya hobi mengubur dalam-dalam kepala di lubang tanah. Sebaliknya, cari tahu dan pelajari mekanisme proses persalinan. Caranya:
• Banyak-banyaklah membaca buku.
• Ikuti kelas prenatal di rumah sakit bersalin pilihan Anda.
• Biar tambah mantap, boleh juga Anda melakukan tour keliling rumah sakit. Hitung-hitung Anda belajar mengenali suasana tempat bersalin kelak.
• Tutup kuping rapat-rapat terhadap pengalaman persalinan teman atau famili yang seram-seram.

2. “Sehatkah janinku? Atau, cacat?”
Jangan khawatir, ketakutan itu akan hilang dengan sendirinya setelah si kecil lahir. Anda ‘kan sudah melihat wujud aslinya, menghitung sendiri jumlah jari tangan dan kakinya, serta mendapat pernyataan dari dokter kalau bayi Anda sehat dan normal.
Untuk menenangkan perasaan Anda sekarang, sekaligus supaya Anda tidak ketakutan terus-menerus, lebih baik minta saja saran dokter kandungan tentang hal-hal yang perlu Anda lakukan sesuai kondisi si kecil. Misalnya saja, makanan apa saja yang sebaiknya Anda konsumsi, olahraga apa yang boleh dan tidak boleh Anda lakukan, dan sebagainya. Dengan begitu, Anda jadi makin percaya diri.

3. Takut tak mampu jadi ibu yang baik
Ketakutan ini sebenarnya sah-sah saja, karena Anda memang belum punya pengalaman jadi ibu. Atau, mungkin Anda merasa tidak bahagia sebagai anak lantaran ayah Anda galak, misalnya. Bisa jadi, latar belakang keluarga Anda kebetulan berakhir dengan perceraian dan Anda tidak merasa nyaman denagn hal itu. Jadi, wajar-wajar saja kalau terselip rasa was-was bahwa “sejarah” akan terulang kembali.
Nah, mumpung saat ini Anda punya kesempatan untuk belajar jadi ibu, galilah semua potensi yang ada di dalam diri Anda. Dengan begitu, Anda bisa jadi ibu yang apa adanya. Maksudnya, jadi ibu yang sesuai dengan kemampuan Anda.
Percayalah, secara alami perkembangan si kecil akan berproses sejalan dengan bertambahnya kemampuan Anda dalam mengajari berbagai hal, sesuai tahap usianya. Alam memang sudah merancang kalau setiap wanita pasti mampu menjadi ibu yang paling pas bagi anaknya. Sambil terus belajar, jalani dan nikmati saja peran Anda sebagai ibu dengan bekal naluri keibuan yang sudah Anda miliki sebelumnya.

4. Takut terhadap bayi
Ini bukan ketakutan yang mengada-ada, karena memang ada sebagian ibu yang belum-belum sudah takut terhadap bayinya. Coba periksa diri Anda lagi. Apa sumber masalah yang sebenarnya? Jangan-jangan ini karena Anda ketakutan akan kehilangan waktu untuk diri sendiri karena harus merawat bayi.
Jangan-jangan nanti nggak bisa gaul dengan teman-teman lagi? Jangan-jangan nanti kecapekan, karena bayi bangun terus waktu malam? Serta masih banyak “jangan-jangan“ lainnya, yang menggambarkan kekhawatiran Anda membagi waktu dan perhatian antara mengurus bayi dan waktu untuk diri sendiri.
Solusinya mudah. Buat prioritas sesuai kebutuhan Anda. Tak bisa dihindari, pasti sebagian besar waktu Anda bakal tersita untuk bayi. Tapi, sejalan dengan bertambahnya usia bayi, ia makin tak tergantung pada Anda. Artinya, Anda bisa gaul lagi. Yang penting, nikmati saja setiap waktu bersama si kecil, karena hal ini hanya “sebentar“ dan tak akan terulang lagi.

5. Takut tidak adil mencintai
Ini dialami oleh ibu hamil yang sedang menanti-nantikan kehadiran anak kedua. Tak usah buang-buang waktu untuk memikirkan apakah Anda bisa mencintainya sama seperti anak pertama. Ingat, cinta itu buta!
Memang, pada awalnya si kakak mungkin saja akan lebih banyak menyedot perhatian ketika Anda sedang asyik-asyiknya menyusui bayi baru Anda. Tapi, percayalah. Lama-kelamaan Anda akan jatuh cinta juga pada si kecil. Apalagi, Anda ‘kan sudah menatap mata mungilnya begitu lahir.
Berilah pengertian dan contoh pada si sulung tentang beberapa hal utama yang akan terjadi ketika sang adik lahir. Khususnya, pada bulan-bulan pertama. Misalnya, adik hanya bisa makan dan minum susu pada Anda saja. Kalaupun ingin membantu, biarkan kakak yang kebagian tugas untuk mengambil bantal penyangga tubuh adiknya ketika disusui.

Nah, selamat menjalani kehamilan dengan nyaman dan tenang!
Sri Lestariningsih